Ulin Panggal, Kamonesan Anak-Anak Desa, Seni Ketangkasan dan Kesabaran

http://mulyasari-karawang.blogspot.com/
Desa Mulyasari (mulyasari-karawang.desa.id) - Ketika cuaca tidak berhujan, biasanya anak-anak desa bermain di lapang terbuka. Salah satu permainan yang biasa dilakukan secara bersama-sama adalah main panggal.

Panggal merupakan mainan yang terbuat dari kayu dengan bentuk menyerupai jantung pisang. Panggal diputarkan memakai tali rara (tali plastik atau kain yang dililitkan). Paling sedikit dimainkan oleh dua orang, semakin banyak yang ikut serta bermain akan semakin ramai.

Ulin panggal dimulai dengan istilah raraton, yakni mengadu putaran panggal. Anak yang mampu memutarkan panggalnya dengan durasi paling lama, maka ia yang unggul dan menjadi ratu. Panggal yang lebih dahulu berhenti berputar di ajang raraton akan menjadi gucit.

Setelah menentukan siapa menjadi ratu dan gucit dengan cara raraton, maka ulin panggal dimulai. Gucit harus memutarkan panggalnya lebih awal, kemudian panggalnya akan ditimpa oleh panggal temannya, terus berturut-turut sampai giliran ratu yang terakhir.

Bila panggal yang ditimpa (ditoktok) mati (tidak berputar lagi), biasanya patih (pemain yang berada di bawah ratu) bisa melakukan hatur. 

Hatur dilakukan agar naik pangkat menjadi ratu, yakni dengan cara memutarkan panggal untuk ditotok oleh ratu, bila panggalnya itu mati dalam sekali totok, maka ia tidak naik pangkat. Namun bila panggalnya masih berputar setelah ditotok ia bisa naik pangkat. 

Hatur tidak hanya bisa dilakukan oleh patih, tapi juga bisa dilakukan oleh pemain selain patih, kecuali oleh gucit.

Permainan akan berlangsung sangat lama, sampai waktu senja, sampai tiba waktunya mereka untuk pulang karena tak mau sandekala menculik mereka.

Hanya saja, hari ini ulin panggal menjadi permainan anak-anak desa yang langka ditemui. Anak-anak jaman sekarang lebih suka bermain motor-motoran, atau menonton TV di rumah.

Posting Komentar

0 Komentar