Desa Mulyasari (mulyasari.desa.id) - Jaipong sebagai seni khas Jawa Barat menjadi primadona seni dan budaya di banyak daerah. Semua daerah di Jawa Barat senantiasa merasa bahwa Jaipongan merupakan budaya mereka. Ada yang mengatakan Bandung merupakan rahim yang telah melahirkan seni musik dan tari Jaipongan. Hahaha... Terlepas dari semua klaim itu, seni musik dan tari jaipong kini sudah melanglang buana. Jaipongan nyaris pernah dipentaskan di berbagai daerah di dunia, di benua Amerika, Eropa, Afrika, di mana saja.
Perkembangan tersebut apakah seimbang? Maksudnya mengalami perkembangan yang sama di daerah asalnya? Saat ini, dalam banyak hal, khususnya dalam acara-cara musik dan tari, jaipong sedang tergeser oleh produk musik dan tari lain, misalnya oleh dangdut.
Bentuk seni pertunjukan jaipongan di bangun oleh dua komponen penting yaitu musik dan tari yang keduanya melebur dan saling mengisi dan terkait satu sama lainnya, ungkapan ekspresi tepak gendang jaipong selaras dengan gerak tari yang terkesan gembira dan masuk kedalam genre tari pergaulan.
Dalam komposisi tembang atau lagu dalam musik jaipongan mengangkat tema-tema keseharian dalam ruang budaya masyarakat sunda seperti tema percintaan, pemujaan terhadap leluhur dan tema social lainnya, seperti tertuang dalam beberapa tembang seperti talak tilu, gaplek dan lain-lain.
Dalam komposisi gerak tari jaipongan tradisional banyak mengadopsi gerak-gerak dari elemen seni pertunjukan yang lain diantaranya dari pencak, topeng banjet dan lain sebagainya, yang merupakan simbolisasi dari karakteristik masyarakat pantura Karawang yang cenderung terbuka dan menerima (Ekstropert).
Dimanakah seni pertunjukan Jaipongan terlahir?
Siapa yang tidak kenal dengan kata “Jaipongan”,hampir semua masyarakat sunda di Jawa Barat pasti mengenal bentuk kesenian ini. Jaipong merupakan sebuah genre seni pertunjukan rakyat yang terdiri dari medium musik dan tari.
Seni pertunjukan jaipongan kini sudah menjadi milik bersama (common heritage) masyarakat Jawa Barat (Sunda), proses pengayaan (creative) dalam seni pertunjukan jaipongan berbaur dalam kompleksitas keseharian masyarakat Sunda dan periode pesatnya proses perkembangan seni pertunjukan jaipong di mulai di era tahun 80-an.
Sangat sedikit sekali artikel atau tulisan yang mengungkap sejarah tempat kelahirannya. Lebih banyak mengungkap perihal proses kreatifnya saja.
Dalam berbagai tulisan dan artikel banyak di ulas bahwa tempat kelahiran jaipongan adalah kota Bandung, dan ini menjadi sebuah realitas informasi yang berkembang di kalangan masyarakat seni. Seperti beberapa kutipan dari artikel yang membahas jaipongan:
“Jaipongan adalah sebuah genre kesenian yang lahir dari kreativitas seorang seniman Bandung, yakni Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu membuat seorang Gugum Gumbira mengetahui dan mengenal betul perbendaharaan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kiliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, Pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak minced dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan”(sumber: website Disbudpar Jabar)
“Kemunculan tari jaipongan 1980 an yang lahir dari kekreatifitasan para seniman Bandung yang dikenal dengan Gugum Gumbira , pada awalnya tarian tersebut pengembangan dari ketuk tilu apabila dilihat dari perkembangannya dan dasar koreografernya. Kata jaipong bersal dari masyarakat Karawang yang bersal dari bunyi kendang sebagai iringan tari rakyat yang menurut mereka berbunyi jaipong yang secara onomotofe . tepak kendang tersebut sebagai iringan tari pergaulan dalam kesenian banjidoran yang berasal dari Subang dan Karawang yang akhirnya menjadi populer dengan istilah jaipongan.” (sumber: di sini)
0 Komentar