Hidroponik Sistem NFT atau Hidroponik Sistem DFT, Mana Lebih Bagus?

Desa Mulyasari (Karawang) - Akhirnya sempat ngeblog lagi setelah beberapa minggu ini dibuat sibuk oleh proyek-proyek hidroponik. Tulisan ini saya buat untuk pembaca blog Desa Mulyasari yang beberapa hari lalu sempat bertanya mengenai Hidroponik Sistem NFT dan Hidroponik Sistem DFT.

"Bagusan mana sih hidroponik NFT dan hidroponik NFT?" Begitu kurang lebih pertanyaan beliau. Sekarang mari kita kupas secara umum mengenai keduanya, kemudian kita pilah mana yang lebih unggul berdasarkan konteks.

Hidroponoki DFT atau Hidroponik NFT

Sekarang kita kupas sekilas mengenai NFT System dan DFT System, keunggulan dan masing-masing kekurangannya. Hal ini saya harapkan menjadi acuan untuk memilh salah satu teknik hidroponik yang paling sesuai dengan konteks Anda. Saya tidak bisa mengatakan teknik A lebih bagus dari teknik B atau sebaliknya, bagus atau tidak teknik hidroponik tersebut harus juga dilihat dari konteks.

Hidroponik sistem NFT (Nutrient Film Technique) 
NFT system merupakan cara bertanam hidroponik dengan membagikan nutrisi pada tanaman melalui aliran air yang tipis. Nutrisi dibuat terus-menerus bersirkulasi. Bagian akar tanaman tidak semua terendam di dalam air nutrisi, akar yang tidak terendam air tersebut diharapkan mampu mengambil oksigen untuk pertumbuhan tanamannya.

Keunggulan hidroponik NFT adalah asupan oksigen yang lebih banyak untuk tanaman sehingga pertumbuhan bisa lebih maksimal. Pemakaian nutrisi yang lebih merata karena air terus-menerus berputar secara merata.

Kelemahan hidroponik NFT yang umum dijumpai adalah masalah daya listrik. Sirkulasi air bagaimanapun dipompa oleh alat yang memakai tenaga listrik, ketika dalam keadaan mati lampu otomatis tanaman tidak mendapatkan nutrisi karena di pipa instalasi tidak ada persediaan air.

Hidroponik NFT idealnya dibuat dengan menggunakan media datar seperti talang air yang persegi, permukaan yang rata akan membuat air nutrisi mengalir secara merata juga. Akan tetapi Anda bisa juga memakai pipa paralon, hanya saja pastikan Anda menyambungnya dengan sambungan L, bila memakai Pokshok Anda telah membuat hidroponik DFT. Bila memakai dove, berarti Anda sedang membuat instalasi hidroponik sistem sumbu (Wick System).

Adapun hidroponik DFT (Deep Flow Technique) 
DFT sytem prinsipnya nyaris sama dengan hidroponik NFT perbedannya hanya pada kedalaman air nutrisi, pada hidroponik DFT air yang dialirkan dalam pipa lebih dalam, sekitar 5cm, 1/2 atau 1/4 bagian pipa.  Artinya ada air yang tergenang dalam pipa tidak seperti NFT yang semua air nutrisinya selalu mengalir, tidak tergenang.

Keunggulan sistem DFT terletak pada ketersediaan air nutrisi yang selalu konstan, maksudnya bila terjadi pemadaman listrik, tanaman Anda tidak akan kekuarangan air karena ada cadangan nutrisi yang tergenang dalam pipa.

Kelemahan sistem DFT pada umumnya terletak pada pemakaian nutrisi yang lebih boros dan kemungkinan bisa dijadikan sarang nyamuk bila Anda tidak menambahkan abate ke dalam bak nutrisi.
desa mulyasari karawang, hidroponik, urban
Silakan dicopasgambarnya bagi Anda yang ingin membuat instalasi hdiroponik ini.
Sekarang kita bisa menjawab pertanyaan di atas, bagus atau tidak bagus sistem hidroponik tertentu harus disesuaikan dengan konteks (dengan tempat Anda berada)  misalnya bila di daerah Anda sering mati listrik dan air cukup sulit, sebaiknya hindari berkebun hidroponik sistem NFT. Kalau di daerah Anda listrik jarang mati dan air sedikit, gunakan DFT. Kalau listrik jarang banget mati dan air berlimpah gunakan NFT.

Sekian kiat bertani hidroponik ini saya sampaikan. semoga menginspirasi sampai jumpa di tulisan lain tentang urban hidroponik.

Posting Komentar

0 Komentar